Thursday, June 22, 2006

Statistik Orang Kaya dan Sikapnya.

Hai kawan-kawan. Untuk saat ini saya mau cerita sedikit tentang presentasi yang saya dapatkan dari kawan saya dikantor. Kawan saya ini, Venny, namanya,hobinya sangat suka sekali membaca dan dia bisa menghabiskan membaca 8 buku per bulan. Menurut saya ini sangat luar biasa.

Saya ingat dia waktu itu sedang menerangkan kepada saya dan kawan-kawan kantor lainnya tentang cashflow quadranya Robert K, hanya saya dia lebih menekankan perbedaan antara sikap dan mentalitas EMPLOYEE, SELF EMPLOYED, dengan BUSINESS OWNERS,yang tentunya tujuan akhir adalah menjadi INVESTOR.

Menurut data statistik majalah Forbes yang dia baca, statistik orang yang VERY RICH dan FINANCIALLY INDEPENDENT itu hanya ada 5% didunia ini. Dan lebih gilanya lagi adalah yang very rich hanya 1-2% maksimum.

Menurut majalah Forbes, orang tergolong RICH bila minimum income perbulannya adalah Rp 800 juta/bulan. Dan juga dari statistik ditemukan bahwa dari kebanyakan orang yang telah berhasil menjadi kaya melewati jalur EMPLOYEE dan SELF EMPLOYED, rata-rata dibawah 10%, sedangkan rata-rata 74% orang kaya itu mencapai tujuannya dari menjadi BUSINESS OWNERS.

Yang menurut saya sangat menarik dari presentasi ini adalah bahwa ditemukan survey sikap orang yang EMPLOYEE dan SELF EMPLOYED dengan BUSINESS OWNERS itu sangat berbeda. Dan bila seorang yang tadinya SELF EMPLOYED atau EMPLYOYEE kemudian ingin pindah menjadi BUSINESS OWNER tetapi sikapnya masih seperti SE dan E, maka bisa dipastikan dia tidak akan berhasil menjadi BO. Sikap apakah ini?

Sikap ini adalah sikap egois. Sebagai karyawan atau professional (self employed), kemungkinan besar faset interest terbesar Anda adalah diri Anda sendiri. Sebagai karyawan, bagaimana caranya supaya saya terlihat sebagai karyawan terbaik dari yang lainnya agar saya mendapat promosi, more benefits, more gaji dan sebagainya. Begitu juga, sebagai self employed, lepas dia itu pengacara,penyanyi, konsultan, pemain sinetron dan lain-lain. Bagaimana saya bisa menjadi yang terbaik,agar saya makin ngetop dan mendapatkan proyek/ job lebih banyak.

Hal ini, menurut survey,ternyata tidak bisa dilakukan sebagai Business Owner. Menurut survey majalah Forbes dan informasi dari buku Guide to Investing dari Robert Kiyosaki, begitu anda memasuki kuadran BO, anda harus lebih peduli kepada passion dan membantu orang lain, daripada diri anda sendiri.

Pertama, mari kita tinjau sesuatu kasus yang klasik, baru kita bisa masuk ke kasus lokal dan beberapa kasus dari kawan-kawan saya. Kasus klasik: kalau anda lihat kesuksesan FORD MOTORS, dengan penjualan mobil Fordnya, dahulu kala, Henry Ford melihat bahwa hanya orang-orang kaya saja yang bisa punya mobil di Amerika. Hal ini menyebabkan dia mempunyai hastat bahwa dia menginginkan untuk semua orang Amerika lepas itu dia kaya atau tidak bisa dapat memiliki mobil. Dengam model T nya yang pertama, Ford berjuang dan berhasil sukses sampai sekarang.

Kasus lokal: Dalam kasus teman saya, saya ada 2 teman yang mempunyai bisnis restoran Jepang di Jakarta. Bedanya, yang satu, sebut saja si A sangat passionate dengan masakan Jepang. Walaupun dia sekolah bisnis di Australia dan Amerika, dia sangat suka sekali masak masakan Jepang dan sempat menjadi seorang koki disana. Setelah dia sampai disini, dia memiliki partner untuk membuka 3 restoran di Jakarta yang sangat sukses tanpa usaha advertising sama sekali. Hanya si A sangat rajin memperhatikan kualitas makanan, servis dan lain-lain karena memang dia mencintainya.

Si B adalah seorang bisnisman yang tidak bisa memasak seperti A,bila dia berinvestasi, tujuannya adalah memang profit. Karena dia menyadari kelemahannya yang tidak sepassionate A, maka si B membeli franchised restoran masakan Jepang yang sudah terbukti berhasil di beberapa tempat. Beliau berhasil menjalankannya dan mendapatkan modal kebali setelah 22 bulan dimana,kata si B, biasanya break even restoran itu 24 bulan. B berusaha mengecilkan resiko dengan membeli franchised yang karena menurut researchnya, hanya franchised lah yang biasanya bisa bertahan berbisnis setelah 5 tahun kedepan. Mari kita lihat, apakah si A atau si B yang akan terus berhasil. Saya sih pegang duitnya di si A.

Mungkin contoh ke 3 ini yang paling jelas untuk memantapkan teori buku Kiyosaki diatas tadi. Saya beberapa hari lalu menemui seorang master franchised Action International,yang merupakan franchised bisnis yang berspesialis dalam membantu usaha orang untuk maju dengan menyediakan bisnis coaching. Franchised ini dari Australia dan sudan ada di 19 negara didunia. Penemu franchised ini bernama Brad Sugars yang bukunya sudah bisa ditemukan dimana-mana.

Ketika saya bicara dengan beliau dan melihat track recordnya, dalam 3-4 tahun beliau telah berhasil mengantungi profit bulanan sebesar Rp 500 juta dan mendapatkan klien baru setiap 5 hari. Menurut saya, ini sangat luar biasa dan ternyata setelah saya dengar sejarah beliau. Dia mengkombinasikan passionya yang adalah senang belajar dan mengajar plus membeli franchised system yang telah terbukti. Beliau sudah mempunyai beberapa cabang franchised yang per coach incomenya rata-rata 120 juta. Mungkin hal ini tidak begitu berarti bagi banyak professional di Indonesia, tetapi menurut saya untuk orang yang berani punya nyali mengambil langkah sebagai business owner kecil,ini sangat luar biasa.

Di tulisan saya berikutnya,saya akan berusaha sharing tentang apa yang diajarkan di Action tentang bisnis chassis yang menurut saya dapat membantu tipe bisnis apa saja dalam membantu kita mencapai financial freedom.

2 Comments:

Blogger admin said...

Bagus dan sangat bermanfaat. Thanks for sharing!

3:13 AM  
Blogger Yuri Amadin said...

Ery, thanks udah bantuin gue taro judul yah. Gue baru post ini blog di dahsyat.com nya Tung Desem. Kalo loe nemu tempat lain yang gue bisa promo, tolong kasih tahu yah.

8:05 AM  

Post a Comment

<< Home